• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Home
  • About
Duit Elit

Duit Elit

Revolusi Keuangan Pribadi

Investasi Modal Rp10 Ribu: Mitos atau Bisa Beneran?

DuitElit.com - Revolusi Keuangan Pribadi

“Cuma Rp10 ribu, masa bisa investasi?”

Kalimat itu mungkin sering keluar dari mulut banyak orang waktu pertama kali dengar soal investasi digital.

Dulu saya pikir investasi itu cuma buat orang kaya. Tapi ternyata zaman sudah berubah!

Sekarang, ada banyak platform yang memungkinkan kita mulai dengan modal super kecil. Bahkan seharga semangkuk bakso!

Artikel ini akan mengupas: apakah investasi Rp10 ribu itu beneran bisa cuan atau cuma gimmick marketing.

Table of Contents

Toggle
  • Apa Saja Pilihan Investasi Modal Rp10 Ribu?
    • 1. Investasi Emas Digital
    • 2. Reksadana Pasar Uang di Aplikasi Fintech
    • 3. Saham Fraksional Lewat Aplikasi Sekuritas
    • 4. Crowdfunding UMKM
    • 5. Investasi Kripto Modal Mini
  • Platform Aplikasi yang Menyediakan Investasi Mini
    • Aplikasi Emas Digital
    • Platform Reksadana
    • Aplikasi Saham Fraksional
    • Tips Memilih Aplikasi yang Aman
    • Perbandingan Biaya Admin, Kemudahan, dan UI/UX
  • Kelebihan dan Kekurangan Investasi Bermodal Kecil
    • Kelebihan
    • Kekurangan
  • Apakah Rp10 Ribu Bisa Jadi Besar? Simulasi & Strategi
    • Simulasi: Nabung Rp10 Ribu/Hari Selama 5 Tahun
    • Konsep Compounding Return
    • Konsistensi & Mindset Jangka Panjang
    • Diversifikasi Tetap Bisa, Walau Modal Mini
  • Mindset yang Harus Dimiliki Investor Pemula
    • Jangan Buru-Buru Mau Untung Besar
    • Fokus ke Proses Belajar, Bukan Hasil Instan
    • Bandingkan Produk dan Pelajari Prospektus
    • Investasi Kecil Bukan Soal Uangnya, Tapi Konsistensinya

Apa Saja Pilihan Investasi Modal Rp10 Ribu?

Waktu pertama kali dengar kalau investasi bisa mulai dari Rp10 ribu, saya skeptis.

“Serius nih? Uang segitu mah cuma cukup beli gorengan sama es teh.”

Tapi rasa penasaran saya nggak bisa dibendung.

Akhirnya saya coba-coba beberapa aplikasi yang katanya bisa bantu kita investasi dengan modal mini. Dan ternyata… bisa juga!

1. Investasi Emas Digital

Pilihan pertama saya waktu itu adalah emas digital.

Saya coba lewat Tokopedia Emas karena udah biasa belanja di sana.

Mulainya cuma Rp10 ribu dan prosesnya gampang banget.

Nggak ribet harus ke toko emas, nggak takut hilang karena semuanya disimpan digital.

Tapi yang harus dicatat: ada selisih harga beli dan jual, jadi kalau mau untung, jangan harap instan ya. Ini cocok buat jangka panjang.

2. Reksadana Pasar Uang di Aplikasi Fintech

Setelah itu saya coba aplikasi Bibit. Reksadana pasar uang mereka bisa dibeli mulai dari Rp10 ribu juga.

Yang saya suka, risikonya rendah dan hasilnya lumayan stabil.

Gak seheboh saham, tapi jauh lebih tenang.

Plus, kalau kamu gak ngerti cara analisa, nggak usah khawatir, ada fitur Robo Advisor yang bantu pilihkan produk sesuai profil risiko kamu.

3. Saham Fraksional Lewat Aplikasi Sekuritas

Nah ini yang bikin saya agak deg-degan, nyoba saham fraksional.

Saya coba di aplikasi Stockbit. Biasanya saham kayak BCA atau Telkom kan mahal banget ya per lot.

Tapi dengan fitur saham fraksional, saya bisa beli cuma sebagian kecilnya.

Seru sih, tapi memang harus belajar baca laporan keuangan dan pergerakan pasar biar nggak zonk.

4. Crowdfunding UMKM

Yang ini agak jarang dibahas, tapi menurut saya menarik.

Ada platform seperti Amartha atau Akseleran yang memungkinkan kita ikut danai UMKM.

Modalnya kecil, mulai dari Rp10 ribuan juga. Tapi harus sabar karena dana bisa dikunci selama beberapa bulan.

Return-nya bisa sampai 12% per tahun, tapi tetap ada risiko gagal bayar.

Makanya penting banget pilih UMKM yang punya riwayat bagus.

5. Investasi Kripto Modal Mini

Oke, yang terakhir ini cukup hype dan super volatile: kripto.

Saya pernah beli aset kayak Bitcoin atau Solana dengan modal kecil lewat aplikasi seperti Pintu atau Indodax.

Tapi jangan gampang panik karena harganya bisa naik turun drastis dalam hitungan jam.

BACA JUGA:  Kenapa Menabung Sulit Secara Psikologis? Ini Cara Mengubahnya

Jadi kalau kamu mau coba, siapin mental dulu. Jangan pakai uang dapur!

Intinya, investasi modal Rp10 ribu itu bukan mitos.

Tapi kamu harus cermat pilih produk sesuai kebutuhan dan gaya hidupmu.

Kalau masih pemula, saya saranin mulai dari emas digital atau reksadana pasar uang dulu, risikonya relatif rendah dan prosesnya simpel.

Dan yang paling penting: konsistensi lebih penting daripada jumlah.

Lebih baik rutin investasi Rp10 ribu tiap hari daripada tunggu punya Rp1 juta tapi gak pernah mulai.

Platform Aplikasi yang Menyediakan Investasi Mini

Kalau ditanya hal apa yang paling bikin saya akhirnya berani mulai investasi?

Jawabannya simpel: adanya aplikasi yang bikin semuanya jadi gampang banget.

Zaman sekarang kita bisa mulai investasi sambil rebahan, asal tahu aplikasi mana yang aman dan cocok buat kita.

Awalnya, saya sempat bingung karena ada banyak banget aplikasi investasi bertebaran di Play Store sama App Store.

Tapi setelah dicoba, ternyata masing-masing punya kelebihan dan kekurangan sendiri.

Aplikasi Emas Digital

Saya mulai dari emas digital karena paling familiar. Tiga aplikasi yang saya pakai:

  • Pluang: tampilannya modern banget, user-friendly, dan bisa beli emas mulai Rp10 ribu. Tapi spread harga (selisih beli-jual) agak tinggi.
  • Tokopedia Emas: cocok buat yang udah sering pakai Tokopedia. Terhubung dengan e-wallet Gopay, jadi prosesnya cepat.
  • Dana Emas: ringan dan praktis banget. Tapi tampilannya agak basic dibanding Pluang.

Kalau buat pemula, Tokopedia Emas rasanya paling simpel.

Platform Reksadana

Selanjutnya saya coba reksadana. Awalnya sempat ragu karena nggak ngerti cara kerjanya.

Tapi setelah buka aplikasi Bibit, semuanya terasa jelas.

  • Bibit: ada fitur Robo Advisor yang bantu pilih reksadana sesuai profil risiko. Edukatif dan cocok buat pemula.
  • Ajaib: gabungin reksadana dan saham, jadi fleksibel. Tapi kadang notifikasi terlalu sering.
  • Bareksa: tampilannya agak lebih “serius” dan kurang ramah pemula, tapi produknya banyak dan lengkap.

Kalau kamu suka yang interaktif dan mudah dipahami, saya rekomen mulai dari Bibit.

Aplikasi Saham Fraksional

Beli saham ternyata tidak harus punya duit jutaan.

Terdapat fitur saham fraksional yang bikin saya bisa beli sebagian kecil saham populer.

  • Stockbit: tampilannya seperti media sosial saham, bisa diskusi dengan investor lain. Plus, datanya lengkap.
  • MOST (Mandiri Sekuritas): punya reputasi bagus, tapi proses daftar agak ribet.
  • BIONS (BNI Sekuritas): stabil dan profesional, tapi tampilannya kurang intuitif buat generasi rebahan kayak saya 😂

Stockbit paling asik buat belajar sekaligus praktek beli saham mini.

Tips Memilih Aplikasi yang Aman

Jangan asal unduh ya. Pokoknya jangan sampai ketipu aplikasi bodong!

Ini beberapa tips yang saya pelajari:

  • Pastikan terdaftar di OJK atau Bappebti (cek di situs resmi)
  • Baca ulasan di Play Store/App Store, kalau banyak review negatif, skip aja
  • Pilih yang punya fitur keamanan seperti PIN, verifikasi 2 langkah, dan histori transaksi
  • Cek juga customer service-nya responsif atau enggak

Perbandingan Biaya Admin, Kemudahan, dan UI/UX

Nah ini penting! Kadang aplikasi bagus, tapi potong fee diam-diam.

Beberapa pelajaran dari pengalaman pribadi:

  • Pluang punya fee beli/jual emas yang lebih tinggi dibanding Tokopedia Emas
  • Bibit dan Bareksa biasanya gak kenakan fee pembelian reksadana (tergantung produk)
  • Ajaib dan Stockbit kenakan fee transaksi saham, tapi masih tergolong rendah (sekitar 0,1%-0,2%)

Dari segi UI/UX, saya paling nyaman pakai Bibit dan Stockbit.

Sementara dari sisi biaya, Tokopedia Emas dan Bareksa cukup bersahabat.

Kelebihan dan Kekurangan Investasi Bermodal Kecil

Saya masih inget, waktu pertama kali nyoba investasi modal kecil, sekitar Rp10 ribuan lah, rasanya kayak “eh serius nih bisa begini?”

BACA JUGA:  Investasi Emas Digital: Aman Nggak untuk Jangka Panjang?

Tapi begitu dijalanin, baru kerasa… ada plus-minusnya juga.

Jadi ya, biar nggak kaget, saya mau cerita pengalaman soal kelebihan dan kekurangan investasi bermodal kecil.

Kelebihan

1. Bisa belajar dulu tanpa takut rugi besar

Ini yang paling saya syukuri. Dulu saya pernah salah pilih reksadana dan nilainya langsung minus 2%.

Tapi karena cuma setor Rp20 ribu, saya bisa ketawa, bukan nangis. Justru itu jadi pelajaran berharga.

Kalau saya langsung setor sejuta? Bisa-bisa trauma dan kabur dari dunia investasi.

2. Akses gampang banget, cukup pakai HP

Beda sama zaman dulu yang harus ke bank atau isi formulir panjang-panjang.

Sekarang cukup install aplikasi kayak Bibit, Pluang, atau Stockbit.

Klik-klik sebentar, udah bisa langsung investasi. Cocok banget buat generasi rebahan.

3. Nggak perlu nabung lama-lama buat mulai

Saya termasuk tipe yang kalau disuruh nunggu punya Rp1 juta dulu, akhirnya malah nggak mulai-mulai.

Tapi waktu tahu bisa mulai dari Rp10 ribu, rasanya kayak nggak ada alasan lagi buat nunda.

Dan kebiasaan kecil itu bisa ngubah mindset banget.

Kekurangan

1. Return-nya kecil, jadi nggak kerasa instan

Nah ini nih yang bikin banyak orang kecewa.

Investasi Rp10 ribu terus berharap untung Rp1 juta dalam sebulan? Maaf, nggak semudah itu, Ferguso.

Imbal hasilnya proporsional. Artinya, kalau masukinnya kecil, ya hasilnya juga kecil.

Tapi… kalau dilakukan konsisten? Itu lain cerita.

2. Nggak semua produk cocok buat modal mini

Saya pernah coba beli saham fraksional Rp15 ribu.

Tapi ternyata nggak bisa beli saham yang saya mau karena minimum fraksinya tinggi.

Di reksadana juga gitu, ada beberapa produk yang minimumnya di atas Rp100 ribu.

Jadi ya, pilihan investasinya agak terbatas kalau cuma punya modal super kecil.

3. Risiko platform abal-abal

Ini bagian yang bikin ngeri. Temen saya pernah setor Rp50 ribu ke aplikasi investasi “baru” yang nggak jelas asal-usulnya.

Tiga hari kemudian? Aplikasinya hilang dari Play Store.

Sejak itu saya selalu cek dulu: aplikasi ini diawasi OJK nggak? Ada jejak digitalnya?

Jangan sampai karena modal kecil, kita jadi meremehkan keamanan.

Jadi… worth it nggak sih? Menurut saya: worth it banget.

Tapi dengan catatan, kamu sadar ini buat belajar dan ngebangun kebiasaan dulu, bukan ngejar kaya mendadak.

Investasi modal kecil itu kayak latihan fisik ringan. Emang nggak langsung bikin six pack, tapi kalau rutin? Hasilnya kerasa, kok.

Kalau kamu masih ragu, coba aja dulu seminggu. Rp10 ribu sehari.

Sama kayak beli cilok atau kopi sachet. Tapi bedanya, ini bisa jadi awal perjalanan finansial kamu.

Apakah Rp10 Ribu Bisa Jadi Besar? Simulasi & Strategi

Rp10 ribu kelihatannya receh banget.

Kadang malah malu sendiri waktu transfer ke aplikasi investasi, kayak mau beli gorengan.

Tapi waktu saya iseng hitung-hitung dan nerapin strategi sederhana sambil belajar soal bunga berbunga (compounding return), baru deh saya sadar: “Eh, ini bisa jadi besar juga ya lama-lama?”

Dan sekarang, saya bakal cerita berdasarkan pengalaman pribadi dan simulasi nyata.

Simulasi: Nabung Rp10 Ribu/Hari Selama 5 Tahun

Coba bayangin kamu rutin sisihin Rp10.000 per hari.

  • Dalam sebulan (30 hari): Rp300.000
  • Dalam setahun: Rp3.600.000
  • Dalam 5 tahun: **Rp18.000.000

Itu tanpa dihitung bunga atau imbal hasil sama sekali.

Tapi… kalau kamu investasikan di reksadana pasar uang dengan estimasi return konservatif 5% per tahun, hasil akhirnya bisa tembus Rp20–21 jutaan.

Dan kalau di tempat dengan return 10%, seperti reksadana saham jangka panjang, jumlahnya bisa nyaris Rp25 jutaan lebih!

Saya pribadi pakai simulasi ini sebagai motivasi buat tetap konsisten.

BACA JUGA:  Cara Cek Risiko Investasi Reksadana Sebelum Beli

Soalnya waktu lihat angkanya terus naik tiap bulan, ada rasa puas tersendiri. Kayak main game level-up, tapi versi dompet 😄

Konsep Compounding Return

Dulu saya pikir bunga cuma berlaku di tabungan bank.

Tapi ternyata, compounding return itu game-changer banget.

Jadi gini: kamu dapet untung, lalu tahun berikutnya, yang diinvestasiin bukan cuma modal awal tapi juga untungnya.

Jadi makin lama, snowball-nya makin gede.

Contoh: dari Rp3 juta, dapet 10% = Rp300 ribu.

Tahun berikutnya kamu dapat 10% dari Rp3,3 juta.

Lalu naik lagi. Dan lagi. Tanpa kamu harus kerja lebih keras.

Makanya waktu dan kesabaran itu kunci utama.

Gak perlu pinter, yang penting mulai dan tahan lama.

Konsistensi & Mindset Jangka Panjang

Saya pernah vakum investasi 3 bulan. Alasannya klasik: “Lagi banyak pengeluaran.”

Tapi pas lihat grafik saldo gak naik-naik, rasanya kayak nyesel sendiri.

Padahal cuma Rp10 ribu sehari. Mulai dari situ saya ubah mindset: ini bukan soal jumlah, tapi soal kebiasaan.

Yang penting teratur. Mau lagi sibuk, hujan, atau mager, saya usahain tetap setor.

Kalau perlu, aktifin fitur auto-debit di aplikasi.

Diversifikasi Tetap Bisa, Walau Modal Mini

Banyak orang pikir diversifikasi itu cuma buat orang yang punya duit ratusan juta.

Tapi sebenarnya nggak juga. Saya sendiri pecah dana Rp300 ribu per bulan ke:

  • Rp100 ribu di reksadana pasar uang (aman)
  • Rp100 ribu di emas digital (lindung nilai)
  • Rp100 ribu di reksadana saham (berisiko tapi potensial)

Totalnya cuma Rp10 ribu-an per hari, tapi udah tersebar di tiga instrumen.

Kalau salah satu turun, yang lain bisa nutupin.

Mindset yang Harus Dimiliki Investor Pemula

Waktu pertama kali investasi, mindset saya tuh masih salah kaprah.

Saya kira bisa langsung “cuan” gede dalam seminggu.

Liat orang pamer portofolio hijau semua di medsos, saya langsung mikir: “Wah, gue juga harus dapet kayak gini nih.”

Tapi kenyataan nggak semanis itu, Sob.

Justru dari rasa kecewa dan jatuh bangun itu saya belajar banyak soal pola pikir yang seharusnya dimiliki investor pemula.

Jangan Buru-Buru Mau Untung Besar

Saya pernah beli reksadana saham waktu harganya lagi naik.

Nggak pake mikir panjang. Pokoknya beli aja, dengan harapan seminggu kemudian naik terus.

Ternyata… malah merah total 😂

Waktu itu saya panik dan hampir tarik dana.

Tapi setelah ngobrol sama temen yang lebih ngerti, dia bilang, “Namanya juga saham, Bro. Kalau mau hasil cepat, mending jualan es kopi aja.”

Akhirnya saya sadar: investasi itu maraton, bukan sprint.

Fokus ke Proses Belajar, Bukan Hasil Instan

Sekarang, tujuan utama saya investasi bukan cuma cari untung, tapi belajar cara kerja uang.

Saya baca-baca tentang manajer investasi, jenis reksadana, cara kerja pasar, sampai inflasi dan bunga majemuk.

Kadang emang ngebosenin. Tapi lama-lama seru juga. Dan makin ngerti, makin yakin sama keputusan sendiri.

Karena yang paling bahaya tuh bukan rugi karena aset nilainya sedang turun, tapi rugi karena nggak ngerti apa yang kita beli.

Bandingkan Produk dan Pelajari Prospektus

Dulu saya cuek banget sama yang namanya “prospektus”.

Kalau bisa beli langsung, ngapain baca panjang-panjang?

Tapi gara-gara salah beli produk yang ternyata risikonya tinggi, saya mulai baca.

Walau awalnya pusing, lama-lama ngerti juga kok.

Sekarang sebelum beli, saya selalu:

  • Bandingkan biaya admin tiap aplikasi
  • Lihat performa 1, 3, dan 5 tahun
  • Cek siapa manajer investasinya
  • Pastikan diawasi OJK

Karena tiap produk itu punya karakter, dan tugas kita cari yang paling cocok buat kondisi keuangan kita.

Investasi Kecil Bukan Soal Uangnya, Tapi Konsistensinya

Ini bagian yang paling bikin saya berubah.

Dulu saya ngerasa “cuma Rp10 ribu, apaan sih efeknya?”

Tapi sekarang saya sadar: yang diubah itu bukan saldo, tapi kebiasaan dan pola pikir.

Investasi kecil ngajarin saya buat:

  • Disiplin nyisihin uang setiap hari
  • Lebih sadar sama pengeluaran gak penting
  • Nggak gampang FOMO sama gaya hidup orang lain

Dan pelan-pelan, dari konsistensi itu, hasilnya mulai keliatan. Nggak drastis, tapi nyata.

Jadi buat kamu yang baru mulai, ingat ya:

Jangan cuma mikirin cuan. Tanam mindset belajar, sabar, dan jalanin terus walau pelan.

Karena di dunia investasi, yang menang bukan yang paling cepat, tapi yang paling konsisten.[]

Terkait

  • Investasi Emas Digital: Aman Nggak untuk Jangka Panjang?
  • 8 Kesalahan Keuangan yang Sering Dilakukan Anak Muda (Tanpa Sadar)
  • Cara Cek Risiko Investasi Reksadana Sebelum Beli
  • Hidup Minimalis: Cara Simpel Menghemat dan Mengatur Uang

Filed Under: Investasi Tagged With: 10 ribu, investasi

Primary Sidebar

More to See

Strategi Mengelola Uang Bulanan untuk Freelancer & Pekerja Lepas

Kenapa Banyak Orang Salah Paham soal Asuransi Unit Link?

Copyright © 2025 · DuitElit.com